Para peneliti dari Universitas Binghamton pun mempunyai solusi tersebut. Dengan sistem pengaman berupa password biometrik otak, mereka mengklaim kalau sistem pun bakal mempunyai tingkat keamanan tinggi dan bakal tak bisa ditembus oleh hacker. Untuk bisa melakukan hal tersebut, caranya adalah dengan menggunakan penutup kepala EEG sebagai sarana scanning otak.
Penutup kepala ini pun bakal menampilkan 500 gambar berbeda. Selanjutnya, respon otak terhadap gambar-gambar tersebut pun bakal bisa dijadikan sebagai identitas unik pengguna penutup kepala. Dan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh para peneliti, tingkat akurasinya masih cukup rendah. Hanya satu dari 30 tester yang bisa memperoleh akurasi sebanyak 100 persen.
Namun tentu saja penelitian terhadap penggunaan otak untuk password biometrik ini masih akan terus dilakukan. Terlebih lagi saat ini juga sudah sangat banyak password biometrik yang juga dalam proses pengembangan dan bahkan beberapa di antaranya telah dipakai. Mulai dari scanning retina mata, sidik jari ataupun suara.
(via)


0 komentar:
Posting Komentar
Apabila Link Download Tidak Berfungsi Silahkan Hubungi Admin Melalui Message Fans Page Facebook, Terima Kasih